Menjalin Keharmonisan Dalam Rumah Tangga (Lanjutan)

Posted by rieb | Posted in | Posted on


Ini lanjutan dari artikel Menjalin Keharmonisan Dalam Rumah Tangga


2.    Hak dan kewajiban Istri

Seorang istri adalah pendamping bagi suami maka harus bisa menjadi pendamping yang baik dan setia. Ikut membantu dan melancarkan tugas – tugas suami, agar tugas dan tanggung jawabnya bisa terlaksana dengan sebaik – baiknya. Yang berat bisa menjadi ringan dan yang sulit bisa menjadi mudah.

Abu Hurairah bertanya : manakah perempuan yang lebih baik?
Nabi bersabda : adalah wanita yang menyenangkan suaminya ketika dia memandangnya dan wanita yang toat ketika suaminya memerintahkan dan wanita yang tidak menyelisihi suami didalam urusan dirinya dan hartanya dengan apa – apa yang suaminya benci.” (Rawahu Nasai)

Seorang istri sebagai rasa syukur dan ta’dhimnya terhadap suami supaya selalu berusaha bisa menyenangkan dan menyejukan hati suaminya baik dalam ucapannya, perbuatannya, sikapnya, cara berpakaiannya, berhiasnya, masak – memasaknya dan dalam memberikan pelayanannya. Selalu taat bila diperintah yang benar dan tidak menuduh – nuduh dalam mengerjakannya, bisa menjaga martabat suaminya dan rahasia rumah tangganya. Selalu menerima yang dikasih dan syukur terhadap suaminya bias, mujhid dalam mengatur dan membelanjakan harta suaminya. Terutama bisa menjaga kehormatan dirinya (tidak selingkuh), bahkan bisa selalu tampil yang baik dan tampil muda. Istri yang demikianlah yang disebut maraatul sholikhah yang senantiasa menjadi dambaan suami di dunia menjadi wanita teladan dan terpuji, diakhiratnya menjadi ratu di surga.

“Apabila wanita telah mengerjakan sholat lima waktu dan puasa pada bulan ramadhan dan menjaga farjinya dan taat pada suaminya maka dikatakan kepadanya masuklah engkau kedalam surga dari mana saja pintunya yang engkau kehendaki.” ( Rawahu Akhmad )

Sebaliknya seorang istri jangan sampai menjadi beban berat bagi suaminya, melakukan hal – hal yang dapat menjadikan suaminya marah, sakit hati, kecewa, tersinggung dan malu. Seperti menuntut atau meminta diluar kemampuan suaminya,israf, boros sampai kadang – kadang berani hutang tanpa sepengetahuan suaminya, mudah marah kepada anak dan suaminya, mudah mencaci dan sedikit – sedikit minta cerai, memuji – muji atau menceritakan kelebihan laki – laki lain di hadapan suaminya dan lain – lain. Apalagi sampai berani membagi cintanya kepada laki – laki lain (selingkuh).


Dalam rumah tangganya tambah lama supaya tambah senang tambah tenang, tenteram dan bahagia bisa menunjukan keharmonisan dan kerohmantisannya. Alangkah indahnya bila dalam rumah tangga selalu bisa menampakan suasana yang damai, riang dan gembira. Sekali – sekali kelihatan jalan – jalan bersama keluarga sekedar untuk menghilangkan kejenuhan di rumah. Kumpul – kumpul bersama sekeluarga bersenda gurau berbagi pengalaman, berbagi kesenangan sehingga suasana pertemuan menjadi segar dan ceria.

Bila suami pergi saling berjabat tangan dan saling mendoakan yang baik – baik demikian pula bila suami pulang dari bepergian juga saling berjabat tangan dan bersyukur menyambut kedatangannya dengan wajah yang ceria dan senyum yang mempesona. Hidangan makan sudah disiapkan, semua isi rumah telah tertata dengan rapi dalam kamar kelihatan bersih dan berbau harum semerbak mewangi. Bila suasana rumah tangga sehari – hari bisa seperti ini, inilah yang disebut keluarga sakinah, mawaddah, warahmah. Jika sudah seperti ini supaya dipertahankan dan berdoa supaya rumah tangganya tetap tenang, tentram, harmonis, sejahtera selamanya.

Apabila melihat rumah tangga orang lain yang sudah baik, berusaha mencotoh agar rumah tangganya juga bisa seperti itu. Jangan sebaliknya malah iri hati dan berusaha dengan berbagai cara untuk merusak dan menghancurkan rumah tangga tersebut.

Comments (0)

Posting Komentar

Isilah komentar dibawah ini sesuka anda asalkan jangan spam dan yang berbau SARA. Trims.,,